QolamNews, Bondowoso – Perjuangan panjang demi menyelamatkan generasi bangsa kembali ditorehkan oleh Kiai Agung Wijaksono, pendiri Pondok Pesantren Al Fatih As Syafii. Pada tahun 2024 lalu, beliau rela menjelajah pegunungan untuk menemui keluarga seorang anak berinisial Ananda “R”, yang sempat putus sekolah sejak kelas 4 SD di sebuah desa terpencil. Tidak hanya mengutus orang lain, Kiai Agung turun langsung bersama dua warga setempat yaitu Pak Arfan dan Pak Fahmi.
Beliau dengan sabar membujuk dan merayu kedua orang tua Ananda “R” agar mengizinkan putrinya melanjutkan pendidikan. Tekad kuat Kiai Agung lahir dari keyakinan bahwa anak-anak pelosok tidak boleh kehilangan kesempatan meraih masa depan.
Momen itu begitu mengharukan. Setelah orang tuanya luluh, Ananda “R” tampak sangat gembira. Sejak saat itu, ia bergegas mempersiapkan diri dan bahkan berkali-kali bertanya kepada orang tuanya, “Kapan saya bisa diantar ke pondok untuk sekolah?” Pertanyaan polos itu menggambarkan betapa besar kerinduan Ananda “R” untuk kembali belajar.
Tak berhenti sampai di situ, Kiai Agung juga membantu proses kelengkapan administrasi kependudukan keluarga Ananda “R” demi kelancaran pendidikannya. Mulai dari pengurusan KTP ayah dan ibu, Kartu Keluarga (KK), hingga akta kelahiran Ananda “R” beserta adiknya.
Dalam proses perekaman KTP kedua orang tua Ananda “R” di Disdukcapil Kabupaten Bondowoso, Kiai Agung didampingi oleh Mas Haji Prima Wijaya yang bahkan ikut mengantar dengan mobil pribadinya.
Setelah semua dokumen terpenuhi, Ananda “R” pun resmi didaftarkan kembali ke sekolah. Berdasarkan pertimbangan rapor terakhir dan usianya, ia ditempatkan di kelas VI (enam) meski sempat berhenti belajar sejak kelas IV (empat).
Dengan kerja keras dan dukungan lingkungan pesantren, Ananda “R” akhirnya berhasil menuntaskan pendidikan dasar dan resmi lulus Madrasah Ibtidaiyah (setingkat SD).
Kini, ia telah beranjak menjadi siswi kelas 1 MTs di Pondok Pesantren Al Fatih As Syafii Bondowoso.
Bagi Kiai Agung, langkah ini bukan sekadar misi sosial, tetapi juga bentuk tirakat pendidikan sekaligus ungkapan syukur atas perjalanan hidup beliau yang pernah menempuh pendidikan hingga S3 berkat beasiswa.
“Kesempatan sekolah adalah anugerah. Saya berharap Ananda “R” tidak berhenti di MTs, tapi bisa terus melanjutkan hingga ke jenjang perkuliahan,” ungkapnya.
Kiai Agung sendiri dikenal konsisten menjelajah daerah pelosok, hutan, hingga pedalaman pegunungan untuk mencari anak-anak yang putus sekolah.
Kisah Ananda “R” menjadi bukti nyata bahwa semangat, doa, dan kepedulian mampu mengubah jalan hidup seorang anak dari keterbatasan menuju harapan baru.