QolamNews – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona hijau pada perdagangan terbaru.
Salah satu faktor penguatnya adalah derasnya arus dana asing yang masuk ke bursa.
Sejumlah saham unggulan menjadi target utama investor asing, mencerminkan sentimen positif terhadap pasar modal Indonesia.
Artikel ini mengulas daftar 10 saham yang diborong asing sekaligus peluang dan risikonya bagi investor.
Daftar Isi
Perkembangan IHSG Terbaru
IHSG bergerak menguat seiring dengan optimisme global dan stabilnya kondisi makroekonomi domestik.
Kenaikan harga komoditas, stabilitas rupiah, serta aliran dana asing mendorong indeks melaju.
Data perdagangan menunjukkan investor asing mencatatkan net buy yang signifikan pada beberapa saham berkapitalisasi besar.
10 Saham Incaran Investor Asing
No | Kode Saham | Emiten | Nilai Net Buy Asing | Sektor |
---|---|---|---|---|
1 | BRMS | Bumi Resources Minerals | Rp 218,79 M | Pertambangan |
2 | BREN | Barito Renewables Energy | Rp 163,98 M | Energi Terbarukan |
3 | BBCA | Bank Central Asia | Rp 134,18 M | Perbankan |
4 | WIFI | Solusi Sinergi Digital | Rp 108,73 M | Telekomunikasi |
5 | MBMA | Merdeka Battery Materials | Rp 72,35 M | Pertambangan |
6 | ARCI | Archi Indonesia | Rp 44,63 M | Pertambangan |
7 | CBDK | Bangun Kosambi Sukses | Rp 35,72 M | Properti |
8 | MLPL | Multipolar | Rp 28,73 M | Investasi |
9 | BMRI | Bank Mandiri | Rp 22,41 M | Perbankan |
10 | PSAB | J Resources Asia Pasifik | Rp 19,20 M | Pertambangan |
Analisis Saham Unggulan
- BRMS (Bumi Resources Minerals): Net buy Rp218,79 miliar, sektor pertambangan dengan fokus pada emas dan mineral strategis.
- BREN (Barito Renewables Energy): Net buy Rp163,98 miliar, prospek cerah di energi terbarukan.
- BBCA (Bank Central Asia): Net buy Rp134,18 miliar, perbankan unggulan dengan kapitalisasi besar.
- WIFI (Solusi Sinergi Digital): Net buy Rp108,73 miliar, sektor telekomunikasi dan digital.
- MBMA (Merdeka Battery Materials): Net buy Rp72,35 miliar, prospek positif dari tren kendaraan listrik.
- ARCI (Archi Indonesia): Net buy Rp44,63 miliar, pertambangan emas yang menarik perhatian asing.
- CBDK (Bangun Kosambi Sukses): Net buy Rp35,72 miliar, sektor properti dengan potensi pertumbuhan.
- MLPL (Multipolar): Net buy Rp28,73 miliar, perusahaan investasi dengan diversifikasi bisnis.
- BMRI (Bank Mandiri): Net buy Rp22,41 miliar, bank BUMN besar dengan kinerja stabil.
- PSAB (J Resources Asia Pasifik): Net buy Rp19,20 miliar, fokus pada pertambangan emas.
Peluang & Risiko Investasi
Peluang:
- Aliran dana asing memperkuat likuiditas.
- IHSG hijau menunjukkan momentum positif.
- Sektor keuangan dan komoditas memiliki fundamental solid.
Risiko:
- Volatilitas global: suku bunga, harga komoditas, geopolitik.
- Potensi pembalikan modal asing secara tiba-tiba.
- Beberapa saham sudah memiliki valuasi premium.
Tips untuk Investor
- Jangan hanya ikut arus asing, lakukan analisis fundamental & teknikal.
- Diversifikasi portofolio untuk mengurangi risiko.
- Pantau perkembangan ekonomi global dan kebijakan pemerintah.
Kesimpulan
IHSG kembali hijau berkat derasnya aliran dana asing. Saham unggulan seperti BRMS, BREN, BBCA, hingga TLKM menjadi primadona di bursa.
Investor bisa memanfaatkan momentum ini untuk mencari peluang cuan, namun tetap perlu waspada terhadap risiko pasar yang bisa berubah cepat.
FAQ
1. Apa itu IHSG hijau?
IHSG hijau berarti Indeks Harga Saham Gabungan mengalami kenaikan atau ditutup positif dibanding hari sebelumnya.
2. Mengapa investor asing memborong saham tertentu?
Investor asing biasanya memilih saham dengan fundamental kuat, kapitalisasi besar, atau prospek sektor yang cerah.
3. Apakah mengikuti aksi beli asing selalu menguntungkan?
Tidak selalu. Meski dana asing bisa mendorong harga naik, investor tetap perlu analisis agar tidak terjebak di harga tinggi.
4. Sektor apa yang paling diminati asing saat ini?
Pertambangan, perbankan, dan energi terbarukan menjadi sektor yang paling diminati karena prospeknya stabil dan cerah.
5. Bagaimana cara investor ritel memanfaatkan momentum IHSG hijau?
Dengan memilih saham unggulan, melakukan diversifikasi, dan memantau tren global agar keputusan investasi lebih bijak.