Teknologi

Zangi Aplikasi Pesan Terenkripsi Tingkat Tinggi yang Diduga Dipakai Ammar Zoni

×

Zangi Aplikasi Pesan Terenkripsi Tingkat Tinggi yang Diduga Dipakai Ammar Zoni

Sebarkan artikel ini
Zangi Aplikasi Pesan Terenkripsi
Zangi Aplikasi Pesan Terenkripsi Tingkat Tinggi

Pro dan Kontra Zangi dari Sisi Keamanan

Keunggulan

  • Privasi pengguna sangat terlindungi berkat sistem enkripsi yang kuat.
  • Tidak perlu nomor telepon, mendukung komunikasi anonim.
  • Zangi dapat menghemat lebih banyak data dibanding aplikasi populer lain seperti WhatsApp atau Telegram.

Kekurangan dan Kritik

  • Aplikasi tidak bersifat open source, sehingga klaim keamanan sulit diverifikasi secara independen.
  • Kurangnya transparansi terkait lokasi penyimpanan log atau server.
  • Pelaku kejahatan digital atau penyebar informasi ilegal dapat memanfaatkan fitur privasi tinggi untuk menjalankan aksinya.
Baca Juga  Program Pemerintah dengan Nama Unik: Apakah Efektif atau Kontroversial?

Beberapa pengguna melaporkan potensi risiko keamanan, seperti peretas yang mengambil alih akun atau pihak tidak bertanggung jawab yang menyalahgunakannya, meskipun belum ada bukti resmi yang menguatkan laporan tersebut.

Implikasi terhadap Regulasi dan Etika Digital

Keterlibatan aplikasi seperti Zangi dalam kasus kriminal membuka diskusi tentang keseimbangan antara hak privasi pengguna dan kebutuhan penegakan hukum.

Pemerintah dan lembaga keamanan perlu membuat kebijakan yang memungkinkan pemeriksaan aplikasi terenkripsi tanpa mengorbankan kebebasan digital masyarakat.

Selain itu, transparansi dari pengembang aplikasi menjadi penting. Audit keamanan independen dan keterbukaan kode sumber bisa membantu menjaga kepercayaan publik terhadap aplikasi terenkripsi seperti Zangi.

Penutup

Kemunculan Zangi dalam dugaan kasus Ammar Zoni menunjukkan dua sisi mata uang teknologi modern. Di satu sisi, aplikasi ini menawarkan perlindungan privasi yang kuat bagi pengguna.

Baca Juga  Inovasi Teknologi dalam Pendidikan Pedesaan

Namun di sisi lain, pelaku dapat memanfaatkan teknologi yang sama untuk menghindari deteksi hukum ketika mereka menyalahgunakannya.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa teknologi komunikasi terenkripsi memerlukan keseimbangan antara privasi, keamanan nasional, dan akuntabilitas digital. Regulasi yang adaptif dan kesadaran digital masyarakat akan menjadi kunci agar inovasi tidak berubah menjadi alat kejahatan.