QolamNews.com – Pada tanggal 6 Desember 2024, Gus Miftah, ulama karismatik yang selama ini dikenal luas, secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya.
Keputusan ini dipicu oleh kontroversi yang mencuat akibat pernyataannya dalam sebuah acara pengajian yang diselenggarakan di Lapangan drh. Soepardi, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah, pada 20 November 2024. Menjadi viral di media sosial.
Momen ini menandai perubahan besar dalam perjalanan dakwah beliau, sekaligus menjadi sorotan publik di berbagai kalangan, termasuk pemerintah.
Daftar Isi
Alasan Gus Miftah Pengunduran Diri
Keputusan Gus Miftah untuk mundur bermula dari video ceramahnya yang viral di media sosial.
Dalam video tersebut, Gus Miftah berbincang dengan seorang pedagang es teh di lokasi acara dan melontarkan komentar dalam bahasa Jawa, “És téhmu jik okéh ra?” (es teh mu masih banyak, tidak?). Ketika pedagang itu mengangguk, ia menjawab, “Masih? Ya kana didol, goblog!” (Masih? Ya dijual sana, bodoh!).
Pernyataan tersebut langsung memicu kritik luas dari masyarakat. Sebagian menilai bahwa ucapan itu tidak pantas, terutama terhadap profesi tertentu, sementara yang lain menganggapnya sebagai bentuk candaan yang kurang dipahami.
Meski Gus Miftah telah meminta maaf dan menjelaskan bahwa tidak ada niat merendahkan siapa pun, gelombang kritik terus berdatangan, hingga akhirnya beliau memutuskan untuk mundur.
Presiden Prabowo Tanggapi Pengunduran Diri Gus Miftah dari Jabatan Utusan Khusus Presiden
Presiden Prabowo Subianto turut memberikan tanggapan atas pengunduran diri Gus Miftah dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Dalam keterangan pers di Istana Merdeka, Jakarta, Presiden Prabowo menyatakan bahwa langkah Gus Miftah adalah bentuk tanggung jawab atas pernyataan yang telah menimbulkan polemik.
“Saya sendiri belum lihat langsung, tapi di laporan beliau sudah mengundurkan diri. Komentar saya, saya kira itu adalah tindakan bertanggung jawab,” ujar Presiden Prabowo.
Presiden juga menegaskan bahwa Gus Miftah kemungkinan besar tidak memiliki niat buruk. Namun, kesadarannya untuk mengakui kesalahan dan mundur dianggap sebagai tindakan yang patut diapresiasi.
“Tapi terlepas mungkin ya salah ucap, beliau sadar beliau salah, beliau bertanggung jawab, beliau mengundurkan diri,” tambah Presiden.
Mengenai pengganti Gus Miftah, Presiden Prabowo menyebut bahwa pemerintah akan segera mencari sosok yang tepat untuk mengisi posisi tersebut.
Selain itu, Presiden juga membuka peluang untuk mendiskusikan usulan sertifikasi bagi juru dakwah dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk Majelis Ulama Indonesia dan organisasi masyarakat keagamaan lainnya.
“Nanti kita lihat kalangan yang mengerti masalah ini semua, mungkin nanti mereka akan kasih masukan. Majelis Ulama, kalangan-kalangan dari ormas-ormas keagamaan, dan sebagainya nanti kita minta pendapat dari mereka,” jelas Presiden Prabowo.
Respon Publik terhadap Keputusan Gus Miftah
Pengunduran diri Gus Miftah tidak hanya menjadi perbincangan di kalangan masyarakat biasa, tetapi juga di antara tokoh agama dan pejabat pemerintah.
Sebagian masyarakat menilai keputusan ini menunjukkan kedewasaan beliau dalam menghadapi kritik. Namun, ada juga yang menyayangkan mundurnya Gus Miftah, mengingat perannya yang besar dalam mempromosikan toleransi dan kebhinekaan.
Meskipun demikian, langkah ini diharapkan dapat menjadi awal baru bagi Gus Miftah untuk lebih fokus pada kegiatan yang berdampak positif, baik di lingkup pesantren maupun masyarakat luas.
Harapan untuk Masa Depan
Meski telah mundur dari peran publik, Gus Miftah tetap menjadi figur yang diharapkan terus memberikan kontribusi positif. Keputusan ini mungkin menandai babak baru dalam perjalanan dakwah beliau, dengan pendekatan yang lebih hati-hati dan strategis.
Kontroversi ini juga menjadi pengingat bagi tokoh publik akan pentingnya menjaga komunikasi, terutama di era digital di mana segala sesuatu dapat dengan cepat menjadi viral.