QolamNews, Jakarta – Hacker bernama Bjorka kembali menarik perhatian publik setelah diduga membocorkan data pribadi milik 341 ribu anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
Aksi ini disebut sebagai tanggapan atas penangkapan yang dilakukan penyidik Direktorat Reserse Siber (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya terhadap seseorang yang diklaim sebagai Bjorka, tetapi ternyata hanya peniru.
Daftar Isi
Tanggapan Resmi dari Polri
Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak, menyatakan bahwa Polri telah menerima laporan mengenai kebocoran data tersebut dan sedang menyelidikinya lebih lanjut.
“Kami masih mendalami laporan itu,” ujar Reonald pada Senin (6/10/2025).
Menurutnya, identitas digital di dunia maya mudah dipalsukan. Karena itu, siapa pun dapat mengaku sebagai siapa saja di internet.
“Wadirsiber juga menegaskan bahwa di internet, semua orang bisa menjadi siapa saja,” kata Reonald.
Penyidik Polri kini masih menelusuri apakah pelaku kebocoran data ini merupakan individu yang sama dengan Bjorka sebelumnya. “Bisa saja ada yang mengaku Bjorka lain. Kami sedang memeriksa apakah ini identik dengan yang dulu,” tambahnya.
Data yang Dibocorkan dan Temuan Awal
Informasi awal tentang kebocoran data Polri diungkap oleh pakar keamanan siber Teguh Aprianto melalui akun X miliknya, @secgron.
Dalam unggahan tersebut, Teguh menjelaskan bahwa data yang bocor mencakup nama lengkap, pangkat, satuan tugas, nomor telepon, dan alamat email anggota Polri.
Beberapa pakar keamanan menilai data itu bukan berasal dari sistem baru. Berdasarkan analisis, data yang tersebar diduga merupakan arsip lama dari periode 2016–2017.
Artinya, sebagian nama dalam data tersebut bisa jadi sudah tidak aktif atau pensiun dari Polri.
Teguh menjelaskan bahwa file yang dibagikan Bjorka tampak berasal dari sumber lama yang sebelumnya pernah muncul di forum daring.
Ia mengingatkan publik untuk tetap waspada terhadap potensi penyalahgunaan data anggota Polri tersebut.
Langkah Polri dan Pentingnya Keamanan Siber
Polri saat ini tengah memverifikasi kebenaran data yang beredar. Kepolisian juga meminta masyarakat agar tidak langsung mempercayai pihak yang mengaku korban atau pelaku sebelum ada hasil resmi dari penyelidikan.
Peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi instansi pemerintah, termasuk Polri, untuk terus memperkuat sistem keamanan siber. Perlindungan data pribadi sangat diperlukan guna mencegah kebocoran dan penyalahgunaan di masa mendatang.
FAQ
1. Apakah benar data anggota Polri bocor?
Kasus ini masih dalam penyelidikan. Polisi menelusuri kebenaran data tersebut. Sejumlah ahli menyebut datanya merupakan arsip lama.
2. Kapan kebocoran data Polri pertama kali muncul?
Informasi muncul di platform X pada 4 Oktober 2025 dan segera viral di media sosial.
3. Apakah Bjorka masih aktif melakukan peretasan terhadap Polri?
Belum ada bukti kuat yang menunjukkan aktivitas terbaru Bjorka. Beberapa pakar menduga akun tersebut bisa dijalankan oleh pihak lain.
4. Apa langkah Polri menghadapi kasus ini?
Polri melakukan audit internal dan berkoordinasi dengan lembaga keamanan siber untuk menelusuri sumber kebocoran.






