Qolamnews.com , Jeddah – Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) bersama Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) menegaskan komitmennya dalam mengawal penyelenggaraan ibadah bagi jemaah haji khusus 2025.
Persiapan matang terus dilakukan demi memastikan seluruh layanan berjalan optimal, mulai dari keberangkatan hingga kepulangan para jemaah.
Sebagai bagian dari amanah negara dalam memberikan pelayanan haji, Kemenag dan PIHK memiliki peran strategis dalam menjamin kenyamanan, keamanan, serta kekhusyukan ibadah bagi para jemaah.
Terlebih, haji khusus yang memiliki karakteristik layanan premium ini menuntut pengawasan ekstra agar seluruh proses ibadah berlangsung sesuai ketentuan.
Daftar Isi
Peran Kemenag dalam Mengawal Jemaah Haji Khusus 2025
Pengawasan di Titik Kedatangan Jemaah
Kemenag menempatkan petugas pengawas di berbagai titik kedatangan jemaah haji khusus, khususnya di bandara internasional di Arab Saudi seperti Jeddah dan Madinah.
Fokus utama adalah memastikan bahwa layanan awal dari PIHK kepada jemaah berjalan sesuai standar operasional yang telah ditetapkan.
Petugas akan melakukan monitoring terhadap transportasi, akomodasi, dan penanganan jemaah sesaat setelah tiba di Tanah Suci.
Hal ini dilakukan untuk menjamin kualitas pelayanan sejak awal perjalanan ibadah.
Komitmen Menjaga Standar Pelayanan
Sebagai pengawas regulasi, Kemenag berkomitmen menjaga standar pelayanan haji melalui inspeksi dan evaluasi menyeluruh.
Tahun ini, slogan yang diusung adalah “Aman, Nyaman, dan Mabrur Sepanjang Umur.” Artinya, kualitas layanan tidak boleh dikompromikan, dan seluruh PIHK diwajibkan menjaga mutu sejak fase manasik hingga pemulangan.
Kesiapan PIHK Melayani Jemaah Haji Khusus
Jumlah PIHK dan Kuota Jemaah 2025
Tahun ini, Kemenag mencatat terdapat lebih dari 300 PIHK yang siap melayani total kuota 17.680 jemaah haji khusus.
Jumlah ini merupakan bagian dari kuota nasional Indonesia yang diberikan oleh Kerajaan Arab Saudi.
Hingga pertengahan Mei, ribuan jemaah telah diberangkatkan secara bertahap ke Tanah Suci.
Tantangan Operasional yang Dihadapi PIHK
Beberapa tantangan seperti keterlambatan kontrak hotel atau akomodasi sempat mewarnai awal persiapan.
Namun, PIHK dengan sigap mengambil langkah percepatan pelunasan dan penyesuaian dokumen administratif.
Selain itu, transisi pejabat di Indonesia maupun Arab Saudi turut memberi dampak pada koordinasi lintas negara.
Pembinaan Jemaah: Wajib 5 Kali Manasik Haji
Edukasi dan Simulasi Sebelum Keberangkatan
Kemenag mewajibkan setiap PIHK melaksanakan minimal 5 kali manasik haji kepada jemaahnya.
Materi manasik meliputi tata cara ibadah, peraturan Arab Saudi, serta simulasi situasi di Mekkah dan Madinah. Ini bertujuan untuk menghindari kebingungan selama proses ibadah berlangsung.
Pemberian bimbingan ini menjadi vital karena perubahan aturan dan kebijakan di Arab Saudi dapat terjadi secara dinamis.
Edukasi dini akan membantu jemaah lebih siap secara mental dan spiritual.
Program Keberangkatan dan Pelayanan PIHK
Arba’in dan Non-Arba’in
PIHK menyediakan berbagai jenis paket layanan, antara lain program Arba’in (40 waktu salat berjamaah di Masjid Nabawi) dan Non-Arba’in.
Masing-masing disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan jemaah haji khusus.
Jadwal pemberangkatan dilakukan bertahap sejak awal Mei 2025.
PIHK juga bertanggung jawab atas pengelompokan jemaah berdasarkan daerah asal dan jenis layanan yang dipilih, termasuk koordinasi dengan maskapai dan penjadwalan transportasi lokal di Arab Saudi.
Sinergi Kemenag dan PIHK untuk Ibadah Haji Mabrur
Sinergi antara Kemenag dan PIHK menjadi fondasi utama dalam penyelenggaraan haji khusus yang berkualitas.
Kemenag sebagai regulator dan PIHK sebagai operator berkomitmen untuk mengedepankan pelayanan yang tidak hanya profesional, tetapi juga berorientasi pada kepuasan spiritual jemaah.
Dengan kerja sama yang solid, target utama yakni ibadah haji yang mabrur bukan hanya menjadi slogan, tetapi realitas yang ingin diwujudkan melalui langkah konkret di lapangan.
Akhir kata
Kemenag dan PIHK telah menunjukkan kesiapan maksimal dalam mengawal jemaah haji khusus 2025.
Dari pengawasan di titik kedatangan, pembinaan manasik, hingga pengelolaan operasional keberangkatan, seluruhnya dilakukan untuk memastikan ibadah berjalan aman, nyaman, dan sesuai syariat.
Diharapkan seluruh jemaah haji khusus memanfaatkan layanan yang telah disiapkan secara optimal dan menjaga kekhusyukan ibadah selama di Tanah Suci.
Semoga seluruh jemaah meraih haji yang mabrur dan pulang ke tanah air dengan selamat.
Ikuti Channel Telegram kami, untuk mendapatkan tips dan informasi terbaru dari kami