QolamNews.com – Belum lama ini, Presiden Prabowo Subianto membuat janji politik yang memicu harapan banyak guru di Indonesia, khususnya guru honorer dan ASN, terkait kenaikan gaji.
Banyak yang berharap kesejahteraan mereka akan meningkat melalui kebijakan baru ini.
Namun, kenyataan yang muncul ternyata mengecewakan. Janji yang diumbar tidak sesuai ekspektasi, dengan kenaikan gaji yang sangat minim.
Daftar Isi
Apa yang Terjadi dengan Janji Kenaikan Gaji Guru?
Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) langsung menanggapi dengan keras, mengkritik janji ini sebagai “prank” yang jauh dari harapan.
Guru honorer yang semula berharap mendapatkan kenaikan gaji signifikan, hanya menerima tambahan Rp500 ribu. Ini jauh dari angka yang mereka bayangkan sebelumnya.
Dengan tunjangan yang sudah diterima oleh banyak guru honorer, yang berjumlah sekitar Rp1,5 juta, kenaikan yang hanya Rp500 ribu dianggap sangat tidak memadai.
Bukan hanya guru honorer, guru ASN (Aparatur Sipil Negara) juga merasa kecewa dengan janji Prabowo. Banyak yang berpikir kalau mereka bakal mendapat gaji dua kali lipat, tetapi kenyataannya tidak ada perubahan besar.
Bahkan, tidak ada tambahan kesejahteraan untuk guru ASN di tahun 2025. Lho, kok bisa begitu?
Dampak Jangka Panjang Kebijakan ini bagi Guru dan Pendidikan
Dampak Finansial bagi Guru Honorer dan ASN
Meskipun ada tambahan anggaran untuk kesejahteraan guru, data menunjukkan bahwa kenaikan gaji ini tidak cukup untuk mengimbangi peningkatan biaya hidup yang terus naik.
Misalnya, biaya transportasi dan kebutuhan pokok meningkat setiap tahun, sementara kenaikan gaji yang diberikan hanya sekitar Rp500 ribu.
Dalam jangka panjang, hal ini bisa menyebabkan berkurangnya motivasi kerja, terutama bagi guru honorer yang belum merasakan kesejahteraan yang memadai.
Untuk guru yang sudah lama mengabdi, kenaikan ini tidak sebanding dengan ekspektasi mereka.
Proyeksi Kesejahteraan Jangka Panjang
Secara jangka panjang, kebijakan ini berisiko tidak memberikan perubahan signifikan dalam kualitas pendidikan.
Guru yang tidak merasa dihargai dengan baik dapat mempengaruhi semangat dan dedikasi mereka terhadap pekerjaan. Selain itu, ketidakadilan antara guru ASN dan honorer mungkin memperburuk ketegangan dalam dunia pendidikan.
Ketidaksetaraan ini juga bisa berdampak pada kualitas pengajaran, karena guru yang kurang merasa dihargai akan cenderung kurang termotivasi dalam menjalankan tugas mereka.
Di sisi lain, data dari BPS menunjukkan bahwa kesejahteraan guru di Indonesia masih sangat bergantung pada kebijakan yang tidak konsisten.
Jika kebijakan kenaikan gaji hanya bersifat parsial dan tidak memperhatikan kesejahteraan jangka panjang, maka kualitas pendidikan yang seharusnya bisa berkembang akan terhambat.
Sumber Daya dan Langkah Konkrit yang Dapat Ditempuh Guru
1. Sumber Daya untuk Guru:
Guru bisa memanfaatkan berbagai program pelatihan dan sertifikasi yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan tunjangan lebih besar, seperti mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Selain itu, mereka juga bisa bergabung dengan organisasi seperti FSGI untuk mendapatkan dukungan dalam advokasi peningkatan kesejahteraan.
Beberapa program pelatihan yang diberikan oleh pemerintah atau lembaga non-pemerintah dapat memberikan peningkatan kemampuan dan kesempatan untuk mendapatkan posisi yang lebih baik.
2. Langkah Advokasi:
Serikat guru dan organisasi lainnya perlu terus memperjuangkan agar kenaikan gaji tidak hanya berupa janji, tetapi diwujudkan dalam bentuk kebijakan yang berdampak nyata.
Guru dapat melibatkan diri dalam diskusi terbuka atau seminar yang membahas solusi atas masalah kesejahteraan guru.
Advokasi yang tepat juga bisa mengarah pada perubahan kebijakan yang lebih adil bagi seluruh guru di Indonesia.
Lebih lanjut, FSGI sebagai organisasi yang mewakili suara para guru, perlu memperjuangkan kebijakan yang menyeluruh, termasuk program insentif yang lebih besar, peningkatan fasilitas kerja, dan jaminan sosial yang lebih baik untuk guru honorer. Hal ini penting untuk menumbuhkan rasa keadilan di kalangan tenaga pengajar.
Kesimpulan: Kesejahteraan Guru yang Layak
Walaupun janji Prabowo untuk kenaikan gaji guru membawa harapan, kenyataannya masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki.
Dengan anggaran yang besar, pemerintah seharusnya dapat memberi solusi lebih nyata dan substansial bagi kesejahteraan guru di Indonesia.
Sudah saatnya para guru mendapatkan penghargaan yang setimpal atas dedikasi mereka dalam mendidik generasi bangsa.
Pemerintah harus benar-benar menepati janji mereka dan membuat kebijakan yang dapat memberikan dampak jangka panjang bagi kesejahteraan guru.
Salah satu langkah konkret yang bisa dilakukan adalah menciptakan kebijakan yang lebih transparan, adil, dan berkelanjutan.
Guru sudah bekerja keras untuk mencerdaskan anak bangsa, kini saatnya mereka mendapatkan penghargaan yang setimpal, bukan hanya dalam bentuk kenaikan gaji yang hanya sekadar memenuhi ekspektasi yang rendah.